FoSSEI : Aku Menemukanmu

FoSSEI 

Cerita ini dimulai saat aku mencari jati diri yang sebenarnya…

Kuliah Ekonomi Syariah, bukan passion, bukan saran orang lain..

Aku tak tahu arah hidup ini berjalan kemana.. bagai sampah di pasar yang diterbangkan angin, tak memiliki masa depan yang jelas. Tidak ada skill yang kumiliki saat itu, bicarapun seolah berbicara pada diri sendiri. Hanya ada satu jeritan keras dalam hatiku,, Ayo berubah!

Ketika ospek jurusan sedang memanas… ketika orang bego kayak gue maju kedepan memaksa membuka mulut yang selama ini terkunci meneriakkan visi-misi generasi ekis ’12 yang akhirnya turun panggung seperti pecundang.


Namun keberanianku teruji lagi dengan tawaran menjadi komting (red: ketua) kelompok.. Well,, selama memimpin kelompok gue juga banyak begonya, waktu itu gue ga percaya sama diri sendiri. Gue malah dibully sama anggota kelompok gue Yah, cukup tahu aja rasanya jadi pemimpin kudu gimana….

Well, gue akui secara kepribadian gue emang rendah banget. Gue mulai haus kompetensi yang menggunakan “otak”. Alhamdulillah dapet info lomba yang namanya temilreg fossei jatim. Tidak banyak yang tahu sih, tapi memang itu yang kuharapkan. Paling tidak ada yang ku banggakan atas diriku. Setelah berbagai saringan Alhamdulillah gue jadi delegasi untuk mewakili hima ekis unair mengikuti lomba temilreg fossei…

Banyak sekali ilmu ekonomi Islam yang kudapat saat itu. I have to change! Di sana aku menemukan keluarga kecilku. Orang-orang itu tidak begitu familiar di angkatanku, tetapi gue akuin otaknya JOSS banget. Well, tidak banyak informasi fossei yang kudapatkan waktu pembinaan temilreg fossei jatim tahun 2012 itu


Saat laga pertarungan, gue kaget aja. Orang ekis mukanya, muka orang pondok semuaWah mati gue,, mati! Pasti kalah!! Suasana dinginnya malang saat itu mengingatkanku dengan iklim snmptn. Its ok, ini kandang gue! Ini mungkin langkahku “menemukan jati diri”

Singkat cerita gue dan keluarga kecilku itu semua lolos masuk babak semifinal. Yah, kaget juga.. maba langsung bisa membuat temilreg menjadi temilner (soalnya semua semifinalis anak unair). Gue semakin yakin ekis unair adalah paling unggul bidang keilmuannya. Semangat hidup kutemukan disiniUkhuwah pun aku mulai disini melalui kenalan dengan anak Madura dan sebagian anak Kediri. Tetapi kelemahanku adalah tidak mampu menghafal nama orang dengan baik, so I’m sorry for this. Aneh juga rasanya ketika aku telah menemukan teman diskusi yang kusebut keluarga kecil tersebut. tetapi lama-kelamaan gue jadi tambah (keliatan) pinter

Sebelum kuliah kakakku berpesan, perbanyaklah organisasi apapun itu untuk dapet sertifikat biar gampang cari kerja. Yeah, niat gue jadi berburu jabatan. Organisasi yang aku pandang saat itu keren adalah hima ekis. Sepintas orangnya baik-baik dan komitmen dengan ekisnya kuat banget. Apapun gue lakukan buat masuk organisasi itu, gue loyal banget sama kegiatan-kegiatannya. Sampai teman-teman gue memastikan  klo gue pasti diterima….

Namun gue sakit hati setelah ditolak oleh hima ekis pasca tes wawancara dan IQGue down banget, sumpah. Gue jadi mikir kalo gue bakalan jadi sampah yang diterbangkan angin lagi seperti awal aku masuk ekis. Dunia seperti hancur semua…

Tetapi ternyata tidak sedikit orang yang militan dalam memperjuangkan ekis di unair. Ada organisasi unik di unair namanya AcSES. Gak ada satupun orang yang ku kenal disana. Tetapi sahabat gue, imam masuk di sana. Gue melihat imam sangat ramah sekali dengan anggota acses begitu pula dengan atasannya. Mereka bekerja seperti tak ada beban, santai, yang penting heppi. Akhirnya gue mencari tahu, organisasi macam apa itu. SKI bukan tapi kok cocok banget disebut SKI. Tetapi fleksibel dan tidak kalah majunya keilmuan di AcSES dibandingkan hima ekis. Sebelumnya isu-isu buruk tentang citra AcSES mulai ku telan dan aku melihat apa yang ada…

Well, tak ada alasan lagi untuk mengembangkan diri. Waktu itu aku putuskan ikut acses di acara gathering yang bernama be sparkling. Waktu itu aku masuk di semester 2 akhir. Gila! Organisasi ini fleksibel banget.Orangnya ramah-ramah, meski berbeda jurusan tetapi memperjuangkan ekonomi Islam adalah kunci utama kami. Our heart our mind commit to sharia…

Dari lubuk hati terdalam gue belum bisa ikhlas melepas hima ekis. So gue ikutin yang namanya SET (sharia economist training) FoSSEI mewakili hima ekis. Gue heran, acara-acara menarik kayak gini kok sedikit peminatnya. Ya! Sekali lagi rekanku imam dan ayu serta keluarga kecil temilreg lainnya dari acses mengikuti acara ini. Gue mulai paham sedikit apa itu fossei. Kurang lebih hanya forum studi ekonomi Islam yang memiliki struktur dari presidium nasional, koreg, komsat, dan KSEI. Yang bikin menarik gue bukan malah training atau macam upgrading kepribadian, tetapi lomba yang ada disana…

Aku mengenal lbih dalam fossei dari rekan-rekan acses yang sangat terjalin dengan baik dengan fossei dan teman-teman kampus lainnyaKemudian acara fossei selanjutnya adalah temilnas. Gue gak kesaring disana karena cuman 2 tim yang mewakili unair. Jadi gue cuman dapet kabar lwat sms dan fb kalau si imam jadi juara 3 temilnas. Emang anak ajaib ini …

Setelah itu agendanya ada kamnas, gue malah ga dapet kabar apa-apa disini. Padahal aslinya seru beudh. Well, lama kelamaan gue semakin paham apa tujuan acses, hima ekis, dan fossei melalui temen kontrakan gue, bang rahmat. Entah apa yg gue pikirin, apa yang beliau omongkan itu kalo dijalanin pasti meningkatkan kepribadian gue.


Yah, cerita harus berakhir disini. Soalnya judulnya menemukan, and ga usa kepo yak 

Share:

0 komentar