Usaha dengan Profit Oriented
Analisis Usaha dengan Profit Orinted dengan Perspektif Manajemen dan Islam
Sebenarnya tulisan ini adalah
tanggapan saya dari kata dosenku: matkul dari pengantar bisnis sampai pengantar
manajemen kita pasti berbicara mengenai profit oriented.
Beliau beralasan bahwa perusahaan
butuh profit untuk beroperasi. Tanpa profit perusahaan tidak beroperasi,
perekrutan tidak terjadi, infrastruktur tidak maksimal, perekonomian jadi galau
..
Setelah kupikirkan seharian, aku
mulai bertanya dalam hati, apa yang akan terjadi bila perusahaan beroperasi
namun tidak ada pelanggan? profit turun, bahkan bisa minus, PHK dimana-mana,
perekonomian galau lagi ..
Ternyata kasus ini hampir sama
dengan kasus kegiatan ekonomi yang mana mendahulukan produksi daripada meningkatkan
daya beli masyarakat. Mereka salah dalam menentukan mana sebab, mana akibat.
Tentu penyebab utama daam perekonomian adalah adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi alias permintaan barang dan jasa. Sehingga alasan yang tepat mengapa
seseorang melakukan produksi adalah karena untuk memenuhi kebutuhan.
Mereka lupa efek multiplier
(berlipat ganda) mengenai profit. Saya pernah mendengar pak mario teguh berkata
pada episode Business from the start bahwa profit yang besar namun hanya satu
kali dalam setahun lebih buruk daripada profit yang kecil namun berlipatganda
secara kuantitas dan waktu. Contoh: Anda menjual handphone dengan mengambil
keuntungan 2 juta tetapi hanya ada sepuluh pembeli dalam satu bulan, pasti
lebih kecil profitnya daripada produsen tempe dengan margin keuntungan seribu
tetapi pembelinya 50 juta pelanggan perminggu (1/5 penduduk Indonesia). Memang
penjualan seperti ini harus memperhatikan pasar. Ketika pasa memang mayoritas
masih terjerat oleh kemiskinan, maka secara logis seorang pedagang akan
menurunkan harga penjualannya atau pergi mencari pasar lain.
begitupun ketika berbicara secara
makro yaitu barang publik yang memenuhi hajat hidup orang banyak. Anda tidak
dapat menaikkan kualitas yang tinggi sehingga costnya tinggi pula karena hal
ini akan merampas hak orang-orang yang kurang mampu. Maka sangatlah tepat bila
Air Asia memiliki motto "Now Everyone Can Fly" dengan meratakan
target pasarnya. Dengan produk yang memiliki keberpihakan pada masyarakat bawah
maka dengan ini roda perekonomian akan lebih cepat bergerak sehingga dapat
meningkatkan income perkapita secara merata.
Dilihat dalam perspektif global,
suatu perusahaan selalu dihadapkan oleh kondisi yang tidak pasti dengan
kompetisi yang sangat panas. Maka pada saat kondisi inilah perusahaan merasakan
betapa pentingnya pelanggan. Perusahaan berlomba-lomba berinovasi dan
berlomba-lomba menembak pasar.
Akan tetapi di era abad 21 adalah
era teknologi kreatif yang tidak hanya membutuhkan sosial, tetapi finansial
juga sangat diperlukan. Kabarnya lagi dalam mendapatkan teknologi tidaklah
murah. Oleh karena itu diperlukanlah profit untuk pengembangan kualitas.
Seperti yang kita ketahui dalam hierarki maslow seseorang pasti membutuhkan
keadaan sosial yang baik dan berbagai penghargaan lainnya sehingga memang
perlulah kualitas yang baik.
Sebagai manajer yang teliti harus
mampu menghadapi pasar yang sangat plural. Sehingga dalam menjawab kebutuhan
masyarakat yang berbeda dengan kemampuan konsumsi dan daya beli yang berbeda
pula maka dibutuhkan diversifikasi produk untuk menyubsidi silang setiap
produknya. Strategi inilah yang dapat menjadikan pemerataan fasilitas umum
sehingga kegiatan ekonomi masyarakat menengah kebawah masih berjalan dengan
baik.
Oleh: Khoirul Zadid Taqwa
Reference:
Hidayat, Mohammad. 2010. Pengantar Ekonomi Syariah. Jakarta : Zikrul
Madura, Jeff. 2012. Introduction to Business. Jakarta : Salemba
Empat
Daft, Richard L. 2012. Era Baru Manajemen. Jakarta : Salemba
Empat
Tags:
Economics
0 komentar