Waktu : Prologue
"Time is never satisfy human wants"
Dahulu ketika masih kecil,
aku berharap bisa jadi orang besar. Cita-cita yang dipilihkan oleh orang tua
tak main-main, itu adalah dokter. Waktu terus bergerak. Ku buat timeline dari
setiap masa. Namun kenyataan menggali kemampuan tak semudah dengan capaian
target. Masa kecil inginnya adalah masa untuk menyelesaikan hidup dengan
permainan-permainan yang bodoh. Tetapi di era digital seperti ini siapa bilang
orang dewasa tidak bermain?
Well, ketika aku SMP, aku
pengen banget menguasai game online. Emang sih kalo lawannya orang Indonesia
itu susah banget. Sesudah dua tahun menjalani itu, ternyata belum juga jadi
master. Tetapi dunia game bukan masalah menang-kalah, tetapi friendship and
business. Setelah dua tahun itu, aku mencoba memperluas pemikiran game online. Aku
mulai berekspansi ke game online di ASEAN yang sejenis. Dan hasilnya wow. Aku ikut
tournament pertama kali langsung juara tiga. Ternyata pun di Indonesia juga ga
naik-naik peringkat ketika njajal di tournament.
Saking seringnya ngegame,
ada staf game online nawarin kerja di game online. Bayangkan aja, kita main
digaji. Tetapi mainnya bukan sembarangan, kita ditugasi menjadi security di game
itu. Buat aku, kerjaan gtu gak ada masalah. Tapi rela hidup hanya buat kerjaan
geje itu?
Relations gue lumayan luas
sampai luar Indo, tetapi namanya bisnis ya ada naik-turunnya. Apa lagi rezim capitalism
yang jadi pegangan pembuat game itu, ya itulah china. Gue baru nyadar kegiatan
itu sia-sia banget. Ketika rekan-rekan gue pada gagal di sekolah, so what will
u do? Its nothing!! Dimana pengabdian lo ke ortu, bangsa apalagi kalo di sidang
sama Tuhan lo setelah mati, terus lo ditanya, Untuk apa waktu mudamu?
Ga usah coba njawab yang
aneh-aneh, kalo lo ditanya sama pacar lo bisa aja ngeles kemana aja, tapi Tuhan
yang maha tahu tidak bisa dibohongi..
Well ini cuman prologue aje
xD
Satu lagi kata yang sangat
gue inget dari naruto, Orang yang tahu masa depan dia adalah orang yang menang.
Tahukah masa depan manusia? Itulah kematian…
Barangsiapa yang berpikir
setelah ia mati tidak ada pertanggungjawaban kehidupan di dunia, alangkah
menyesalnya dia kelak…
Tags:
Others
0 komentar