Prosperity in Indonesia
Ciluuk, baa ... Afwan udah lama nggak update blogsnya
Well, ada banyak
hal sebenarnya yang pengen gue share.. organisasi, Islam, politik, ekonomi dan
sebagainya..
Nah, tau ngga di
Indonesia ini kalau ngomongin ekonomi tuh serba-salah (gue baru tahu).
Dont u Know how rich Indonesian people?
Mr Y bilang, orang
Indonesia itu udah sejahtera kok. Apalagi di jaman serba smartphone kayak gini
masak masih pedalaman. (padahal di korea pengguna smartphone mencapai 78%, nah
di Indonesia?) Sekarang tuh orang sudah bisa makan kok, udah punya rumah dan
bla..bla..bla..
Ukuran
kesejahteraan itu memang abstrak banget. Kayak nebak pacar yang lu bonceng
sambil bete, terus lo nanya “sayang kamu kenapa?” Then she answer “ga pa pa”. Terus
lo berusaha care “kamu lagi bete ya?” She answer “Pikir aja sendiri...”
Menebak perasaan
senang atau sedih kadang bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Itu cuman satu
cewek, eh pacar. Apalagi kalo kesejahteraan negara. Orang-orang yang ditangkep
KPK itu kalo ditanya “Pak, lo udah mapan belum, udah sejahtera belum?” Mungkin
karena malu, mereka ngejawab “udah”. Padahal dibuktikan dengan kelakuannya yang
nista itu menunjukkan pola pikir sejahtera yang masih belum terdefinisikan
dengan baik.
Lo tau ngga, sang
pencipta semesta ini (selanjutnya ane pakai Allah) cuman menciptakan dua
keadaan manusia. Yaitu dalam keadaan kaya raya dan cukup. Kalo menurut gue dua-duanya itu adalah sejahtera. Cuman keadaan
cukup itu tergantung di hati elo.
Keadaan yang
melebihi dari cukup dengan penggunaan yang boros (tidak perlu) itu namanya
mubadzir. Kelakuan yang seperti ini nih yang bikin tempat sampah overdosis
akhirnya jadi banjir kayak di Jakarta. Masih inget dengan kebiasaan tahun baru
dengan kegiatan mubadzir ria? Yah begtulah...
Kira-kira apa sih batas mubadzir?
Menurut dosen gue
(Pak Suherman Rosyidi) itu segala sesuatu yang tidak ditujukan untuk Allah. Elo
ngasih duit ke orang miskin itu sedekah kalo niatnya biar orang miskin itu
tambah bahagia (titik). Lain lagi kalo elo ngasih duit ke orang miskin biar elo
dipilih jadi kepala desa. Itu SUAP!
Apa sih Suap itu?
Yaitu suatu
kegiatan untuk mengambil hak orang lain dengan cara yang batil. Itu penerjemahan
gue dari Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 188. Terus kalo kita mau ngundang ustad
buat tahlilan itu kan musti kasih jajan atau sangu. Nah lo, gimana? Kayaknya musti memahami apa bedanya sedekah,
infaq, hadiah, dan suap deh.. (pikiren dewe xD)
INEFFICIENT!
Ribet, mahal,
KW...!
Biasalah, emang
elo siapa? Ngaca deh ...
Berurusan dengan
petinggi yang agak nyebelin di Indonesia itu banyak, soalnya persepsi mereka
tentang masyarakt umum adalah kurang baik. Padahal ketidakefisienan kebijakan
itulah yang ngebuat orang “terpaksa” ngga disiplin. So far, so bad ...
Kadang pengagguran
itu nyari kerja juga kerjaan yang buat orang ribet dan menguras kantong. Tempo lalu
pas gue lagi di kereta, gue diceritain kalo di Hongkong setiap tukang bawa barang
itu gratis, klo di Indonesia minta bayaran. Contoh yang paling deket adalah
tukang parkir di Indo***** (SENSOR).
Udah tau parkiran bebas parkir masih aja ditarik. Yaudah jatuhnya jadi sedekah.
Kalo elo ikhlas sih...
Back to the top
Well, 2015 udah
didepan mata. Disana ada AEC (ASEAN Economic Cooperation) alias perdagangan bebas di kawasan ASEAN. Sedangkan ada APEC 2020 (Asia Pasific Economic Cooperation) alias perdagangan bebas dengan Asia Pasifik termasuk Amerika. Sudah siap? Intropeksi aja yah.. Entah presiden macam apa yang kepilih sedikit banyak pasti
pengaruhnya penting banget. Tapi kalo elo punya pengertian kayak Mr Y,,, LAOD
aja please ...
Elo sekarang masih
sekolah? Kuliah? Entar lo lulus kurang berapa taon lagi? Apa kontribusimu buat
negara? Apa yang jadi nilai plus-mu? Atau jangan-jangan elo mau kabur ke luar
negeri cari gaji yang gede daripada di Indonesia?
Sejarah memang
membuktikan banyak orang pintar dicelakakan di Indonesia. Itu harus kita akui
tapi bukan untuk kita tiru. Sejarah juga membuktikan bahwa tambang-tambang di
Indonesia banyak dimiliki asing, terus pegawainya dari Indonesia dibayar murah
(entah ini suatu kelebihan atau kebodohan Indonesia) mungkin karena perasaan
yang sudah bekecukupan. Yang paling tragis BUMN yang berharga dijual (emang
serba salah sih kondisi waktu itu). Kalo di bidang politik, pencipta pancasila
malah menghancurkan pancasila. How crazy are u? Ditambah lagi pendidikan yang
banyak menutupi kebenaran (Pernahkah Anda mendapatkan pelajaran sejarah
Indonesia kisah buya hamka, kalo udah gue ucapkan selamat!.... Pernahkah Anda
mendapatkan pelajaran ekonomi kalo bunga itu membuat perekonomian tidak
efisien? Kasian deh lu). Bukan maksud gue memojokkan salah satu kelompok,
tetapi sejarah merupakan evaluasi kita agar tidak terjebak di lubang yang sama.
Tahukah kalo
setiap kelompok, organisasi, bangsa, negara, bahkan agama ada yang berusaha
menghacurkannya? Itu pasti! Dan elo tahu cara yang paling utama? Yaitu membodohi
mereka, menghilangkan moral mereka dengan tujuannya satu: hilangkan jati
dirinya. Jadikan mereka bingung atas eksistensi dirinya sehingga akan hancur
sendiri karena kerusuhan internal. Jurus ini jurus yang udah kadaluarsa dan
sering terjadi pada abad ke 14. Tapi tidakkah kamu berpikir? (sebuah kata-kata
ejekan yang biasa dilontarkan Allah kepada manusia yang berilmu tetapi tidak
sadar).
Back to kesejahteraan.
Kesejahteraan
menurut gue terjadi ketika keadaan perekonomian seimbang. Masalahnya perekonomian
itu ga bakal seimbang. Maksud ane seimbang itu sama dengan adil dalam pembagian
hak-haknya. Hak orang kaya adalah apa yang dikonsumsi (tentu tidak mubadzir). Selain
yang dikonsumsi bukanlah rezeki (Ibn Taimiyah). Kalo di Al Qur’an surat Al
Baqarah ayat 219 sangat menganjurkan seseorang yang memiliki kelebihan dana
untuk menginfakkan hartanya sehingga kesejahteraan akan tersebar ke masyarakat
miskin.
Bila ditinjau
dengan teori utilitas (nilai guna), 2,5% harta orang kaya memiliki nilai guna
yang rendah di mata orang kaya, tetapi memiliki nilai berharga di mata orang
miskin. Misal seorang PNS yang gajinya 2.000.000 (biasanya sih lebih). 2,5%
dari gaji itu adalah Rp 50.000. bayangkan kalo Rp 50.000 itu diberikan tukang
rosokan yang pendapatannya kisaran 50.000 perbulan tentu akan sangat berharga
di mata mereka.
Menurut Abraham
Maslow hierarki piramida kebutuhan dibagi menjadi 5 tingkatan. Yaitu:
1.
Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis.
Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif
konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua
kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk
kepuasan.
2.
Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis
puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan
dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka
kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur
sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa
tidak aman dan perlu aman.
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan
kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan
dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta,
sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari
untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan
menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan
dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan
baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil
diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang
merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan
frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas
terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri
diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk
menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang
musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.”
Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang
itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang
lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat
mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu
jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Namun ada 1 hal yang dilupakan oleh Maslow, yiatu faith
Every body has
faith, whatever they come from they admit that the God is there
Oleh karena itu
Imam As Syaitabi memiliki 3 hierarki kebutuhan.
1. Dharuriyat
Kebutuhan
Dharuriyat mencakup kebutuhan dasar manusia, yaitu sandang papan dan pangan.
Kebutuhan dasar ini biasa dikenal sebagai kebutuhan pokok yang mencakup
kegiatan religius
2. Hajiyat
Merupakan
kebutuhan tambahan berbentuk kemudahan dalam mengakses kebutuhan dasar tersebut.
Misal ketika seseorang memenuhi kebutuhan dasarnya hanya dengan makanan halal
yang kurang bergizi, sekarang ditambah dengan gizi yang tinggi
3. Tahsiniyat
Merupakan
kebutuhan tersier yang memiliki daya guna (utility) yang tinggi. Hal ini
biasanya mengikuti dengan gaya hidup orangnya. Misal seorang pejabat yang tidak
memiliki cukup waktu untuk makan di rumah, tentu dengan makan di restoran mampu
meningkatkan gizi orang tersebut sehingga dalam kinerjanya dapat memperoleh
hasil yang maksimal
Then, How About Gini Ratio?
Rasio
gini atau sering disebut indeks gini merupakan indeks atau tolok ukur dalam
mengukur kesejahteraan suatu bangsa.
Teori
ini sederhana banget. Intinya sama dengan keseimbangan yang ane tulis di atas. Yaitu
satu orang seharusnya mendapatkan satu roti untuk makan, tetapi dalam
perhitungan rasio gini tidak akan dicapai persamaan itu
Mungkin bisa dijelaskan dengan gambar kurva di bawah, dimana warna hijau adalah keadaan kesejahteraan yang tinggi dimana distribusi roti merata (pendapatan masing-masing individu rata) sedangkan warna kuning merupakan kondisi yang biasa terjadi. Warna merah adalah kondisi kesejahteraan yang memiliki ketimpangan yang paling tinggi
Tags:
Economics
0 komentar