Hasil Kopdar FoSSEI Jatim
Terucap salam semangat wahai punggawa ekonom rabbani Jawa
Timur
Pesan singkat ini merupakan hasil dari rangkuman pertemuan
pertama BPH FoSSEI Jawa Timur dengan Ka-FoSSEI Jatim dalam rangka menyatukan
visi misi kedepan serta transfer knowledge dari masa kepengurusan sebelumnya..
Panel 1
Pada panel pertama ini merupakan pemaparan materi dari mas
irfan selaku Koordinator Regional periode sebelum mas eka. Beliau memiliki
latar belakang dari seorang pebisnis dan memiliki beberapa pengalaman
organisasi di antaranya adalah beliau pernah menjabat direktur acses bersamaan
dengan menjabat sebagai coordinator regional.
Pembahasan pada panel pertama ini membahas tentang gerak
FoSSEI regional Jawa Timur dalam mengelola hubungan dengan pihak eksternal. Hal
ini sangat penting karena kekuatan akselerasi dari sebuah organisasi tergantung
dengan seberapa baik hubungan organisasi itu dengna pihak eksternal. Selain
itu, melalui pembinaan hubungan yang baik dengan pihak eksternal mampu membantu
FoSSEI Jawa Timur untung menemukan “bargaining position” di mata KSEI.
Pada pembahasan ini beliau menyampaikan bahwa kita harus
mampu sebagai mediator dari masing-masing stakeholder ekonomi syariah, mulai
dari pebisnis, akademisi, hingga professional (perbankan dll). Paling tidak
sebagai langkah awal setelah kita memperkenalkan diri kepada pihak eksternal,
kita membuat suatu forum untuk menggali informasi dari mereka. Bukan hanya
potensi yang mereka miliki, tetapi juga permasalahan yang membelit mereka.
Mungkin cara lain di antaranya adalah kita mengerjakan suatu proyek bersama.
Satu hal yang harus digaris bawahi adalah kita harus bekerja professional
apabila bekerjasama dengan pihak eksternal karena ini akan membawa citra FoSSEI
Jatim di mata mereka. Kita tak boleh membuat mereka menunggu lama untuk
konfirmasi dan follow up dari kita, kita harus menepati janji untuk sekadar
meeting atau pertemuan-pertemuan penting lainnya. Hal ini adalah dengan
kaitannya dengan menjaga komunikasi dan tali silaturrahim dengan pihak
eksternal.
Step-step yang mas irfan jabarkan dalam menjalin hubungan
dengan eksternal adalah:
1.
Siapkan konsep kita, visi
dan misi kita yang berpeluang untuk bisa dikerjakan bersama dengan pihak
eksternal tersebut. Siapkan juga materi yang sedang tren di kalangan mereka.
Misal, bertamu dengan perbankan, ada beberapa pesan dari Dewan Komisioner OJK
bahwa perbankan syariah adalah pengelola dana masyarakat sehingga sudah
seharusnya untuk memeberikan pembiayaan kepada setiap pengusaha yang layak,
tetapi hal yang terjadi adalah banyak sekali pengusaha yang sudah layak belum
mendapatkan pembiayaan.. atau kita sediakan solusi pro-aktif dari perbankan
syariah..atau lebih baiknya kita masuk disana sebagai mediasi dari pebisnis dan
perbankan syariah. Contoh lain ketika kita berhubungan dengan pihak birokrasi
pemerintahan, maka isu yang kita bawa bukan lagi masalah-masalah individu
tetapi masalah yang melanda masyarakat, bisa di suatu daerah tertentu atau
sebagainya..
2.
Setelah kita saling
memperknalkan diri, kita cari potensi dimana kita bisa terlibat di aktivitas
mereka. Istilahe cari muka, atau apalah.. namun dari setiap masalah atau
peluang ini perlu kita musyawarahkan terlebih dahulu sehingga perlu adanya
penerjemahan apa yang dibutuhkan oleh organisasi itu.
3.
Ketika kita sudah deal
terkait dengan apa yang mereka inginkan, ya sudah kita kerjakan sesuai dengan
ekspektasi mereka minimal..akan lebih baik apabila kita kerjakan dengan hasil
di atas ekspektasi mereka. Hal ini akan menumbuhkan rasa hutang budi atau citra
yang baik bahwa FoSSEI itulo professional.. wkaka (amiin)
Adapun teknik menjaga hubungan
dengan pihak eksternal adalah dengna ilmu Human Resource Development. Namun
sayangnya cara hubungan eksternal tidak sama seperti atasan dengan bawahan,
namun harus bersifat konstitusional, resmi ,dan melembaga. Seperti mengucapkan
selamat berdirinya kantor cabang baru, selamat dan sukses atas setiap agenda
mereka. Selain itu, pada tahap yang “intim “ kita perlu mengenal kolega-kolega
dari direktur,, yang paling pantas adalah keluarganya…
Selain dengan pembahasan masalah
hubungan eksternal, mas irfan juga mengkritisi bahwa kinerja FoSSEI saat ini
selalu membicarakan masalah konsep yang tidak kunjung direalisasikan. Hemat
saya (zadid.red), bahwa FoSSEI memang organisasi keilmuan. Namun dalam
penerapan tri dharama perguruan tinggi kita perlu untuk mengabdi kepada
masyarakat. FoSSEI memiliki dua gerak, yaitu vertical dan horizontal. Gerak
vertical ada yang ke atas ada juga yang ke bawah. Gerak ke atas adalah
bagaimana kita memberikan advokasi terhadap setiap stakeholder ekonomi syariah,
birokrasi dan lain-lain. Sedangkan gerak vertical ke bawah adalah bagaiamana
kita mensosialisasikan kepada masyarakat terkait dengan dakwah ekonomi Islam,
bisa berupa pendidikan, sumbangan, atau aksi sosial lainnya. Adapun gerak
horizontal adalah gerak kita pada mahasiswa, yaitu melakukan kaderisasi baik
pada aspek militansi maupun pegetahuan ekonomi Islam itu sendiri.
Terakhir mas irfan bilang bahwa
dahulu ketika mas irfan menjabat coordinator regional jatim, beliau sempat
bekerjsama dengan YDSF, Dompet Dhuafa, Bank Jatim, Bumiputera (sampai hampir
deal sebuah proyek), Takaful Indonesia, BI, dan masih banyak yang lainnya.
Pesan dari beliau adalah membuat target untuk menjalin komunikasi dengan seluruh
Lembaga Keuangan Syariah dan Binis di seluruh Jawa timur, perusahaan nasional
atau cabangnya yang ada di jatim .. serta jangan lupa kontroling dan menyapa
KSEI di tiap kegiatan fossei jatim atau setiap postingan media sosial..
Panel 2
Materi ini disampaikan oleh om
jin. Om jin adalah seorang advestures yang sudah menjelajah hingga pelosok
jatim membangun dan menyosialisasikan ekonomi syariah. Melalui beliau lah
(tentunya dg izin Allah) pertumbuhan KSEI di jatim meningkat secara signifikan.
Tipikal KSEI-KSEI di jatim adalah
sangat butuh bimbingan dan control. Hal ini karena KSEI-KSEI yang baru biasanya
sangat kesulitan menemukan arah geraknya dan mencari penerusnya. Hal inilah
yang kemudian menjadi hal-hal yang perlu kita bangun bersama.
Selain itu, materi-materi
kefosseian juga harus dipahami dengan baik oleh tiap ekonom rabbani di setiap
alur kaderisasinya. Pemahaman ini diperlukan karena fossei adalah suatu
pergerakan yang membawa kepentingan bersama dalam sebuah jamaah. Sehingga
kehidupan fossei juga tergantung kekuatan KSEInya untuk saling sharing
pengetahuan, permasalahan, dan suka-dukanya.
Pesan beliau adalah memelihara
internal dengan sebaik mungkin. Internal fossei ibarat sebuah mutiara yang akan
dilihat oleh setiap orang. Bahkan bukan hanya dilihat, tetapi hingga dipakai
oleh para pelanggannya. Untuk bisa ekspansi atau mencari kerjasama dengan
stakeholder maka kita harus menambah nilai jual dari fossei itu sendiri melalui
kaderisasi yang lurus, keilmuan yang tajam, dan militansi yang membara pada tiap
KSEI dan anggotanya.
Panel 3
Panel yang terakhir ini
membicarakan tentang arah fossei kedepannya. Seperti yang disampaikan oleh mas
irfan bahwa fossei ini memiliki blue print yang fantastis. Hasil Munas pada
tahun 2007 (kalo ndak salah) FoSSEI menjadi organisasi pergerakan mahasiswa
dalam bidang ekonoi Islam yang unggul, kompeten, professional, dan kontributif
di dunia.
Oleh karena itu perlu ada proyeksi
arah kedepannya. Misi yang dipetakan pada buku manajemen KSEI adalah dengan
tahap visi pembinaan, visi kelembagaan, visi kebangsaan, dan yang terakhir
adalah visi peradaban
Perlu diketahui bahwa bangsa
Inggris terkanal bukan karena jumlah penduduknya, bukan pula karena
kepintarannya. Begitupun Islam di zaman khulafaur rasyidin kemudian
dinasti-dinasti penerusnya. Bahwa Rasulullah tidak memberikan warisan berupa
harta, perhiasan, ataupun hewan ternak untuk membangun suatu peradaban. Tetapi
kontribusi yang nyata dalam kebaikan tingkat dunia itulah yang menjadikan
mereka menguasai peradaban dunia.
Kami memandang jawa timur seperti
singa yang tertidur. Kita tahu betapa besarnya potensi jawa timur. Tahun
kemarin Jawa timur memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi 7% lebih besar daripada
pertumbuhan ekonomi nasional. Sumber daya alam yang sangat baik, serta sumber
daya manusia yang melimpah. Para birokrat sudah lama melirik potensi ini. Kita
lihat pada minggu ini terdapat satu event nasional, satu event internasional.
Event nasional tersebut adalah perancangan kurikulum perkuliahan ekonomi Islam
tingkat mahasiswa di seluruh perguruan tinggi baik swasta maupun nasional di
Indonesia. Sedangkan event internasional
yang berjalan hingga esok senin adalah conference yang dilaksanakan oleh
Islamic Research and Training Institute bertemakan filantropi yang sangat
fantastis, yaitu wakaf. Selain itu, jawa timur sebagai kiblat pertama dari
peradaban Islam khusus nya pondok-pondok pesantren di Indonesia.
Potensi ini akan sia-sia mengingat
juga masih sedikitnya kontribusi fossei jawa timur terhadap lingkungannya, baik
kepada KSEI maupun masyarakat. Maka sudah saatnya fossei jawa timur untuk ikut
bergerak membumikan ekonomi islam melalui menjaring jaringan eksternal untuk
melakukan akselerasi ekonomi Islam. Sudah banyak KSEI di setiap daerah yang
siap untuk membumikan ekonomi Islam di daerah-daerahnya. Maka kemudian
coordinator regional periode 2014-2015 merancang sebuah arah fossei kedepan,
yaitu Akselerasi gerak FoSSEI Jatim melalui penguatan kaderisasi, keilmuan,
dan jaringan yang kemudian diturunkan pada tiap misi di bawah ini:
-
Mepererat tali silaturrahim
antar KSEI
-
Menyeimbangkan antara
keilmuan dan perilaku anggota
-
Sebagai sarana untuk
pengembangan ilmu ekonomi Islam
-
Mempertajam pengetahuan
ekonomi Islam dengan kepenulisan dan publikasi
-
Membina ukhuwah yang
harmonis dan berkelanjutan dengan seluruh stakeholder ekonomi Islam khususnya
di Jawa Timur
Pada tahun ini fossei jawa timur
memiliki 10 BPH di antaranya:
Khoirul Zadid Taqwa (coordinator
fossei jawa timur)
Ayub Ahmad Fauzi (sekretaris
regional fossei jawa timur)
Ani Nischa Syafitri (Srikandi
fossei jawa timur)
Inna ulfatunni’mah (Bendahara
fossei jawa timur)
Fauzan Adzim Winata (Kadept HRD
fossei jawa timur)
Nur Laili Mawaddah (Sekdept HRD
fossei jawa timur)
M. Fathi Rabbani (Kadept RnD
fossei jawa timur)
Khairunnisa Amrullah (Sekdept RnD
fossei jawa timur)
M. Nur Zamroni (Kadept PR fossei
jawa timur)
Laila Fitria (Sekdept PR fossei
jawa timur)
Pada dasarnya BPH Regional
merupakan perpanjagan tangan dari fossei nasional, adapun pengertian
perpanjangan tangan itu secara AD/ART adalah sebagai berikut:
1.
Membantu kerja presnas
dalam menyampaikan dan mengaplikasikan amanat Munas yang diejawantahkan melalui
rakernas
2.
Membantu presnas untuk
melakukan advokasi kepada KSEI yg membutuhkan
3.
Melakukan ekspansi ke
perguruan tinggi yang belum memiliki KSEI
4.
Membantu presnas
mengkondisikan keadaan regional yang kemudian dilaporkannya ke presnas untuk
bahan evaluasi
5.
Melakukan audiensi ke pihak
eksternal /industry ekonomi syariah khususnya di regional jawa timur
Dari beberapa tugas itu kemudian
di jabarkan lagi kedalam proker maupun renstra dari setiap departemen fossei
jawa timur kedepannya.
Memang banyak sekali sebenarnya
tugas dari BPH regional untuk lebih eksplorasi ke pihak eksternal. Namun pada
dasarnya banyak sekali kebutuhan pengawasan dan pengembangan internalnya
sendiri. Oleh karena itu untuk melakukan fungsi tersebut akan sangat sulit
apabila semua BPH yang harus melakukan fungsi itu. Maka sebagai perpanjangan
tangan dari regional adalah komisariat atau komsat. Jadi komsat bertanggung jawab
untuk selalu berkunjung, memantau, dan memberikan informasi-informasi dari
pusat maupun regional. Merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap
keaktifan KSEI karena kedekatannya dan pengetahuan tentang KSEI yang mereka
ayomi. Begitupun dengan KSEI. Mereka adalah motor utama dari FoSSEI yang
diperjuangkan hingga tingkat nasional. Oleh karena itu gerakan jamaah ini
adalah gerakan bersama yang ketika salah satu bagian saja tidak beres maka yang
lainnya akan terkena dampaknya.
Ayo rek, inilah waktunya kita
untuk berakselerasi dalam mendakwahkan ekonomi Islam secara intensive,
extraordinary, mantab, dan JOSS!
Wassalamualaikum wr. Wb.
0 komentar