Logika Memahami Ekonomi Islam (part 3)
Rasionalisasi mahal-murah
Satu hal yang sangat dijunjung
tinggi oleh Islam adalah Akad. Pembeda antara satu hal yang halal dan haram
adalah akad (niat). Selain itu niat juga mempengaruhi besaran pahala yang didapat.
Sekarang gunakan rasio (logika)
elo, mana yang elo pilih,daging sapi seharga 10.000 dengan daging babi seharga
5.000 dengan berat yang sama dan kualitas yang sama-sama terbaik dengan
mengabaikan selera. Ketika dianalisis harga, logisnya adalah pilih yang murah
yang penting kenyang (anak kosan banget). Tapi ketahuilah saudara, mengabdi kepada
Allah adalah tujuan kita hadir di dunia ini (adzariyat: 56) sedangkan manusia yang
terbaik dihadapan Allah adalah manusia yang paling bertaqwa (Al hujurat: 13).
Pantaskah dengan nikmat Allah yang telah diberikan dari Allah digunakan dengan
seenak perut elo? Think Again!
Contoh lain yang paling mudah
dicerna, adalah masalah seks. Seks maksud gue disini adalah hubungan intim antara
laki-laki dan perempuan. Apakah boleh? Its depend on akad. Kalau udah menikah
hal itu halal karena sudah diikat oleh akad dan memiliki berkah yang banyak.
Nah kalo belum, apakah boleh? Of course NO! Bukan hanya alasan boleh atau
tidak, tetapi rantai penderitaan siap melilit hidup elo. Penderitaan dari segi
kesehatan, sosial, dan masalah dunia lainnya. Kalo elo percaya sama akhirat mending
pakek yang ada akadnya aja deh, kan bisa dapet lebih dari 70 bidadari surga. Jadi pilih mana? Think Again!
Suatu hari ada seorang buruh
bangunan yang sama-sama menata bata untuk membangun masjid. Mereka ditanya
dengan pertanyaan yang sama, Apa yang Anda lakukan dan untuk apa? Pertanyaan
ini menunjukkan niat mereka. Buruh yang pertama menjawab, seperti yang Anda
lihat saya sedang menata bangunan untuk membangun masjid. Buruh kedua menjawab,
saya sedang membangun masjid untuk orang-orang sholat. Sedangkan buruh yang
terakhir menjawab, saya sedang membangun masjid sebagai pusat peradaban. Maka
kata Rasulullah, dari mereka yang mendapatkan pahala yang terbesar adalah buruh
yang ketiga.
Sekarang mau pilih mana?
#Sudah ada bank syariah kok masih pakai bank konvensional?
Tags:
Economics
Islamic Economics
0 komentar