Prospek, Pasar, dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Ekonomi Islam







Prospek, Pasar, dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Ekonomi Islam

 
Untuk Anda yang baru memasuki dunia ekonomi Islam mungkin akan berfikiran bahwa ekonomi Islam ini hanya berkutat masalah Bank Syariah, Zakat, Sodaaqoh,Infaq, dan sebagainya. Akan tetapi sesungguhnya ekonomi Islam merupakan suatu disiplin ilmu yang luas. Islamic Economics (Ilmu Ekonomi Islam) sangatlah luas yang berasal dari aspek yang mendasar, yaitu fiqih, hingga mencapai kebijakan makro seperti perbankan, moneter, dan fiscal. Hal ini tentu sebuah potensi ketika sistem ekonomi dunia mulai melirik sistem ekonomi Islam. Adapun sebab mengapa mereka mulai melirik ekonomi Islam anda dapat membaca artikel saya mengenai kebuntuan sistem ekonomi liberalisme (maaf yang kegagalan sosialisme masih belum)

Kali ini saya akan mencoba untuk memetakan prospek ekonomi Islam serta kebutuhan Sumber Daya Manusia dalam research and development ekonomi Islam. Menurut data yang saya dapatkan dari kegiatan yang diadakan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam Universitas Airlangga pada rangkaian acara Iqtishoduna tepatnya National Islamic Economics Seminar and Call of Paper tahun 2012, Prof. Dr. H. Suroso Imam Zadjuli, SE mengatakan dalam tulisannya bahwa:

KEBUTUHAN ILMUWAN DAN AHLI EKONOMI ISLAM

Untuk mempercepat pengembangan ilmu ekonomi Islam dan praktek ekonomi Islam baik dalam kehidupan Individu, Keluarga, Berserikat untuk bisnis/usaha, hubungan ekonomi Internasional antar negara/masyarakat Islam maupun dalam hal berbangsa/bernegara dalam waktu 10-20 tahun yang akan datang diperlukan tenaga profesional baik untuk tenaga lulusan doktor, magister maupun Sarjana Ekonomi Islam sekitar 60.000 orang dengan rincian sekitar 10.000 orang untuk doktor dan 20.000 orang untuk lulusan magister serta 30.000 orang untuk Sarjana Ekonomi Islam. Khusus untuk keperluan tenaga doktor dalam ilmu Ekonomi Islam diperkirakan sebanyak 10.000 orang dengan rincian sebagai berikut :

1.  Untuk tenaga dosen Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia minimal 1.000 orang (1 orang doktor untuk 1 PTN maupun PTS)

2.  Dalam rangka otonomi dibidang sosial dan ekonomi minimal diperlukan 2.000 orang (minimal 5 doktor ekonomi Islam untuk setiap kabupaten/kota dari sekitar 400 daerah kabupaten/kota di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam atau baru sekitar 1 doktor ekonomi Islam untuk setiap 100.000 penduduk muslim secara Nasional).

3.  Kebutuhan untuk mengembangkan pondok/pesantren besar di Indonesia sebanyak 5.000 orang (di Indonesia terdapat sekitar 5.000 pondok pesantren besar yang mempunyai pendidikan formal).

4.  Kebutuhan untuk mengisi tenaga atas perdagangan Internasional sebanyak 100 orang (minimal 1 orang untuk setiap negara anggota OKI).

5.  Kebutuhan untuk tenaga ahli dalam Perbankan dan non Bank Islam lainnya sekitar 1.900 orang.

Dalam banyak kasus, banyak juga lulusan ekonomi Islam yang kurang beruntung dalam kariernya. Contohnya pada perbankan. Saya pernah ngbrol  dengan salah satu direktur bank syariah pada saat kajian MES, seberapa langkanya Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan oleh pihak perbankan syariah? Kemudian beliau menjawab sebenarnya sangat kurang sekali SDM dari yang kami butuhkan. Walaupun banyak sekali lulusan ekonomi Islam dari institusi Islam, akan tetapi mereka tidak memiliki softskill yang cukup. Berbeda halnya dengan mereka sarjana lulusan ekonomi konvensional. Kami menyeleksi pegawai pada tahap awal seperti pada bank umumnya. Pada tahap awal kami masih tidak memandang itu lulusan mana karena tahap awal tes ini adalah tes kemampuan dasar untuk mengukur tingkat softskill (interpersonal, analisis, emosi, dan sebagainya), seperti TPA, toefl, dan sebagainya. Bila pada tahap awal ini saja tidak lolos maka menandakan memang kualitas cara berfikir mereka yang masih rendah. Akan tetapi, kelangkaan sumber daya manusia ini bukan hanya kelangkaan skill interpersonal dan sofskill lainnya, akan tetapi secara akademis kami masih mengalami hal ini. Artinya kami harus melakukan training kepada pegawai yang lolos itu karena mereka pada dasarnya juga masih kekurangan ilmu tentang ekonomi Islam terutama pada syariahnya.

Potret di atas menunjukkan bahwa ketika pasar memang tersedia untuk tenaga kerja ekonomi Islam bukan berarti anda sebagai ekonom Islam hanya berpangku tangan dengan niat jual mahal. Akan tetapi dunia kerja adalah dunia professional yang sangat kejam. Tanpa pengetahuan dan kemampuan yang cukup, anda akan kesulitan mencari karier yang anda impikan. Seperti itulah kenyataanya..

Tetap ingatlah janji Allah dalam surah Ar Ra'du ayat 11:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

baginya (setiap manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya. Sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain dia.
 

Share:

2 komentar

  1. Apa yang bedanya ekonomi islam dan ekonomi syariah??

    ReplyDelete
  2. Apa yang bedanya ekonomi islam dan ekonomi syariah??

    ReplyDelete